Standard Perpustakaan Yang Baik Dan Benar Sesuai Kebutuhan Pemustaka
Standard Perpustakaan Yang Baik Dan Benar Sesuai Kebutuhan Pemustaka – Standard perpustakaan yang bagus jadi referensi pengendalian perpustakaan dambaan untuk calon pengunjung. Itu penyebabnya sangat penting satu perpustakaan penuhi standard itu. Sudah pasti, merealisasikan standard yang bagus tidak gampang.
Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007, perpustakaan ialah lembaga pengurus koleksi karya tulisan, kreasi bikin, dan kreasi rekam secara profesional dengan mekanisme yang baku buat penuhi keperluan pengajaran, riset, konservasi, info, dan piknik beberapa pemustaka.
Pada intinya perpustakaan mempunyai standard tertentu, sama seperti yang disampaikan dalam situs bpkp.go.id (Badan Pemantauan Keuangan dan Pembangunan Perpustakaan), mengatakan jika minimal ada 3 pemahaman perpustakaan yang bagus dan bagus yakni seperti berikut :
Ada standard perpustakaan yang bagus untuk memberi kenyamanan, kepuasaan untuk beberapa penikmatnya. Apa saja itu?
Standard perpustakaan yang bagus sudah pasti harus memenuhi point pertama. Yakni point pembangunan gedung yang ideal. Disebutkan gedung mencukupi jika gedung itu sanggup memberi ruangan atau lokasi yang tenang.
Sesungguhnya bukan hanya tenang saja, dan juga diperlengkapi dengan sarana dan servis juga. Terdapatnya kamar mandi yang semestinya sampai tersediannya ruangan tunggu. Sudah pasti rak-rak buku perlu didesain secara baik.
Belum permasalahan pernak-pernik supaya perpustakaan baik. Misalkan perlu diberi lampu dan AC. Sedang untuk beberapa koleksi buku usang juga perlu diberi tempat spesial. Ingat buku usang dan tua harus dijaga dan dirawat lebih berhati-hati, sebab mudah hancur. Jadi, perlu ruangan dengan suhu dan kelembaban yang aman.
Standard perpustakaan selanjutnyaadalah adannya peraturan. Peraturan ditujukan bukan hanya pengunjung saja, dan juga ditujukan untuk beberapa karyawan. Sudah pasti peraturan di antara karyawan dan pengunjung harus di bedakan.
Bahkan juga peraturan untuk pengunjung dan untuk anggota perpustakaan juga difungsikan berlainan juga. Disusunnya peraturan kecuali mempunyai tujuan mendisplinkan stakeholder didalamnya, juga menolong dalam membuat pegawai yang memiliki integritas, disiplin dan mempunyai jiwa kesetiaan pada pekerjaan.
Sedang peraturan untuk pengunjung juga juga begitu. Membiasakan budaya displin dan agar kenyamanan di ruangan baca (di dalam perpustakaan) terjaga. Dengan demikian dapat mengurangi resiko kegaduhan didalam ruangan perpustakaan.
Tidak bisa disangkal bila posisi vital lokasi perpustakaan adalah salah satu standard perpustakaan yang ideal. Ini berlaku bagi semua jenis peerpustakaan. Posisi vital sudah pasti akan nilai positif tersendiri denan tanpa mengenalkan perpustakaan tersebut ke calon pembaca.
Sebab memercayakan promo saja masih kurang. Kehadiran gedung yang vital jadi kunci khusus perpustakaan akan dilirik. Sudah pasti selain vital, dari sisi capaian atau akses kendaraan juga gampang dijangkau oleh khalayak yang hilir mudik di situ.
Standard perpustakaan yang bagus dapat disaksikan dari kelengkapan fasilitas dan prasarana yang berada di sana. Sebagaimana pada pengantar di awal, persyaratan perpustakaan yang bagus bukan hanya konsentrasi untuk calon pengunjung umum saja akan tetapi wajib juga memperhatikan keperluan pengunjung disabilitas.
Contohnya, ada dua mode untuk masuk di perpustakaan. Misalkan ada pintu masuk bertangga, karena itu disiapkan juga pintu masuk yang mempermudah disabilitas dapat masuk. Selanjutnya tiap ada tombol, dibarengi suara supaya mempermudah disabilitas. Bila disabilitas dapat terhubung, karena itu itu standard perpustakaan yang bagus. Bila tidak ada, menurut saya belum baik sebab ada diskriminasi untuk mereka.
Kecuali fasilitas prasarana dari akses ke arah perpustakaan, standard perpustakaan yang bagus mencakup peralatan atau inventaris kantor, dan segalanya yang memberikan dukungan keringanan di dunia perpustakaan.
Standard perpustakaan yang bagus sudah pasti diukur dari kelengkapan koleksi. Perpustakaan yang bagus yang mempunyai koleksi yang komplet dan banyak. Mengulas koleksi perpustakaan, sesungguhnya bukan hanya koleksi buku saja akan tetapi e-book dan DVD juga bisa juga dimasukkan pada dalam koleksi.
Kecuali mempunyai banyak koleksi. Koleksi tersebut juga harus berkualitas. Jadi tidak sembarangan koleksi yang di koleksi. Konsep dari perpustakaan ialah terus update dengan koleksi terbaru, supaya tidak tertinggal. Biasanya, koleksi terkomplet dan skala besar, dipunyai Perpustakaan Nasional.
Sedang kolengkapan koleksi untuk tingkat daerah kecamatan atau tingkat dusun, koleksinya juga tidak selengkap perpustakaan nasional dan daerah. Dengan demikian kita tidak boleh membandingkan jenis perpustakaan sekolah misalnya dengan perpustakaan daerah, ini jelas beda secara cakupan koleksi dan pendanaan.
Standard perpustakaan yang bagus yang juga sangat penting jadi perhatian adalah adanya proses kerja yang bagus. Maksudnya adalah perpustakaan itu harus menerapkan sistem kerja yang efektif dan efisien dan terpenting adalah berorientasi kepada pemustaka.
Contoh paling ringan adalah bagaimana proses pemustaka dalam meminjam koleksi dan mengakses katalog pada perpustakaan tersebut. Ini tentu juga akan memiliki standard yang berbeda untuk tiap jenis perpustakaan.
Standard perpustakaan yang bagus di zaman saat ini pastinya disokong oleh implementasi tehnologi yang ideal. Kedatangan tehnologi rupanya benar-benar efisien menolong dalam pengarsipan koleksi di perpustakaan.
Atau dalam soal pendataan pinjaman dan pengembalian buku dari pengunjung, sekarang juga bisa dikerjakan secara cepat. Dahulu kemungkinan pendataan masih dikerjakan secara manual memakai catatan di kertas. Tetapi saat ini cukup menulisnya di piranti lunak yang ada.
Untuk pengunjung atau anggota perpustakaan juga bisa lebih cepat karena implementasi tehnologi. Misalkan dengan menulis daftar penelusuran di computer, maka buku yang kamu cari akan terdetek ada atau tidak termasuk lokasi dan jumlahnya. Dan kamu cukup tulis code rack buku dan bisa langsung ambil dan pinjam. Jadi tak perlu memerlukan waktu beberapa jam cari buku secara manual.
Dikutip dari www.bpkp.go.id jika standard servis yang bermutu bisa dikumpulkan dalam akronim COMFORT yakni Caring (peduli), Observant (senang memerhatikan), Mindful (berhati-hati/cermat), Friendly (ramah), Obliging (siap menolong/membantu), Responsible (tanggung jawab), dan Tacful (arif/bijaksana).
Dari standard perpustakaan di atas memberikan jika ada persyaratan yang penting diingat yaitu, untuk membuat atau membangun perpustakaan yang bagus diperlukan stake holder yang memberikan dukungan dan oke.
Dan belakangan ini sudah mulai banyak orang yang perduli literasi dengan membuka perpustakaan keliling mandiri dengan koleksi sendiri serta fasilitas sendiri. Mereka berkeliling dan mencari kerumunan orang sebagai contoh di pinggir lapangan atau ditempat-tempat yang banyak anak berkumpul.
Demikian ulasan kali ini tentang standard perpustakaan yang baik sesuai kebutuhan pembaca. Semoga bermanfaat, terima kasih